Laboratorium merupakan tempat berlangsungnya
percobaan, riset, pengukuran, ataupun pelatihan, dapat bersifta tetap (tidak
bergerak) ataupun bergerak.
Laboratorium berdasarkan fungsinya terbagi ke
dalam beberapa bagian :
- 1. Laboratorium pendidikan/pengajaran
- Laboratorium pendidikan atau pengajaran digunakan untuk proses kegiatan belajar bisa dari tingkat SMP sampai tingkat perguruan tinggi. Kegiatan proses belajar mengajar biasanya diikuti oleh personil yang belum ahli, meliputi percobaan percobaan sederhana atau lebih kompleks dengan dilakukan pendampingan oleh guru atau dosen.
- 2. Laboratorium Penelitian
- Laboratorium Penelitian digunakan untuk kegiatan riset penemuan baru, biasanya ada di perguruan tinggi atau lembaga-lembaga penelitian baik negeri ataupun swasta. Personil lab yang melakukan penelitian di Laboratorium ini sudah memiliki pemahaman yang cukup baik dalam melaksanakan kegiatan riset, sehingga tidak perlu dilakukan pendampingan.
- 3. Laboratorium Pengujian
- Laboratorium jenis ini merupakan tempat dilakukannya pengukuran analisis suatu analit terhadap sebuah sampel baik secara kualitatif atau kuantitatif. Laboratorium Pengujian biasanya tersedia di perusahaan-perusahaan manufacture untuk menguji kualitas produk, atau Laboratorium yang secara independent memberikan pelayanan untuk pengujian analisis. Personil laboratorium pengujian memiliki kompetensi khusus yang sesuai dengan aktivitas analisis pada Lab tersebut.
- 4. Laboratorium Kalibrasi
- Laboratorium kalibrasi merupakan lab yang mengukur ketepatan sebuah alat ukur yang memiliki ketertelusuran yang jelas. Ketertelusuran kalibrasi di Indonesia untuk beberapa unit pengukuran berada di KIM LIPI. Laboratorium kalibrasi ini bisa terdapat di beberapa perusahaan manufacture alat ukur, atau secara independent menyediakan pelayanan kalibrasi dan memiliki personil yang berkompeten.
Laboratorium Pengujian
Berdasarkan produk yang diuji, laboratorium
pengujian terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu :
- · Laboratorium Pengujian Makanan
- · Laboratorium Pengujian Obat
- · Laboratorium Pengujian Medik
- · Laboratorium Pengujian Listrik
- · Laboratorium Pengujian Mekanik
- · Laboratorium Pengujian Pertanian
- · Laboratorium Pengujian Air, dll
Berdasarkan prinsip analitik, Lab pengujian
terbagi menjadi beberapa jenis di bawah ini :
- · Lab organoleptik
- · Lab kimia
- · Lab biologi/ mikrobiologi
- · Lab listrik
- · Lab mekanik
Personil di Laboratorium Pengujian dan atau
Kalibrasi terdiri dari beberapa komponen, yaitu : Manajer teknis, Supervisor/
penyelia, Analis/penguji. Personil harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan dalam menjalankan setiap tugasnya di Laboratorium.
Metode pengujian yang digunakan haruslah metode
standar atau metode non standar yang tervalidasi.
Metode standar adalah metode yang terstandar
oleh badan resmi (biasanya bersifat global) memiliki kinerja yang baik. Metode
standar yang biasa digunakan di berbagai laboratorium contohnya seperti ASTM,
HOAC, atau standar di negara kita yaitu SNI.
Metode standar memiliki
komponen-komponen berikut :
- · ruang lingkup pengujian dan aplikasi,
- · referensi,
- · prinsip dan definisi,
- · reagen dan bahan kimia yang digunakan
- · Peralatan
- · Metode Pengujian
- · Pernyataan hasil pengujian
- · Kriteria Kinerja (nilai recovery)
Metode non standar merupakan metode yang
dikembangkan di laboratorium, seperti metode standar yang diaplikasikan di luar
ruang lingkup namun sampel yang diuji masih memiliki kesamaan karakteristik
dari kriteria sampel yang ada pada metode standar.
Berdasarkan ISO/IEC 17025 :2008 pada Klausul
5.9 dinyatakan bahwa Laboratorium harus mempunyai prosedur pengendalian mutu
untuk memantau keabsahan pengujian yang dilakukan. Tujuan dari pengendalian
mutu ini untuk dapat menjamin validitas hasil pengujian.
Pemantauan Jaminan Mutu Hasil Pengujian
mencakup :
- Keteraturan penggunaan bahan acuan bersertifikat (CRM : Certified Refference Material) dan atau pengendalian mutu internal yang menggunakan bahan acuan. CRM didapatkan dari produsen CRM, dibuat dengan sangat teliti sehingga harganya cukup mahal. Laboratorium dapat mengganti CRM dengan menggunakan bahan acuan sekunder.
- Partisipasi dalam Uji Banding antar Laboratorium atau Uji Profisiensi untuk menjamin kompetensi (unjuk kerja) Laboratorium tersebut dalam melakukan analisis. Biasanya uji banding atau uji profisiensi akan membandingkan dengan Laboratorium yang setara.
- Replika pengujian menggunakan metode yang sama atau berbeda untuk mendapatkan nilai ketangguhan metode.
- Pengujian ulang pada sampel yang masih disimpan. Suatu laboratorium pengujian biasanya memiliki prosedur penyimpanan sampel yang telah diuji, lama dan kondisi penyimpanan tergantung dengan karakteristik sampel itu sendiri. Sampel yang masih disimpan dapat diuji ulang apabila customer melakukan komplain.
- Korelasi hasil uji untuk karakteristik yang berbeda dalam suatu sampel. Metode yang dimodifikasi, nilai hasil ujinya akan memiliki korelasi dengan nilai hasil uji pada sampel yang berbeda namun memiliki karakteristik yang tidak berbeda jauh.
- Data pengendalian mutu harus selalu dianalisa apabila ditemukan berada di luar kriteria yang telah ditetapkan, tindakan yang telah direncanakan harus dilakukan untuk mengoreksi permasalahan dan mencegah pelaporan hasil yang salah.
Spiking
Spiking adalah salah satu cara untuk memantau
kinerja pada analisis sehari-hari. Spiking adalah penambahan spike (CRM, atau
bahan acuan sekunder) terhadap sampel (biasanya memiliki konsentrasi analit
yang sangat kecil). Spiking ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
berpengaruhnya proses penambahan-penambahan sampel(preparasi) terhadap hasil
pengukuran, sehingga spike ini ditambahkan pada proses awal sampel sebelum
dilakukan preparasi. Cara mengetahui besarnya pengaruh proses preparasi
terhadap konsentrasi analit yang terbaca pada metode spiking ini adalah dengan
menghitung besarnya perolehan % Recovery. Semakin besar %Recovery, makan
semakin kecil pengaruh dari proses preparasi sampel terhadap konsentrasi analit
yang terbaca. Hal ini mengindikasikan pula bahwa metode yang digunakan memiliki
kinerja yang baik.
Penambahan spike pada sampel disarankan berada pada
tengah-tengah nilai rentang deret standarnya, sehingga nilai hasil spiking
berada pada range konsentrasi yang linieritasnya dapat diterima. Hasil pembacaan
spiking ini dapat ditabulasikan pada sebuah control chart dengan batas atas dan
batas bawah yaitu ±3SD. Untuk menjamin hasil analisis tetap valid, hasil
perhitungan dari spiking tersebut tidak boleh melebihi ±3SD. Jika hasil
perhitungan dari pembacaan spike melebihi ±2SD, maka sebaiknya periksa kembali
CRM atau bahan acuan sekunder yang digunakan. Apabila hasil melebihi ±3SD,
dilakukan terlebih dahulu investigasi penyebab kesalahan kemudian diperbaiki
kesalahan tersebut dan ulangi prosedur pengujian.
Farhan Nafisah, 16 Nov 2017
~dari berbagai sumber